Akhwat Sejati

Arigatou udah mampir jangan lupa Comment ya Silaturahmi Bisa Fia Facebook :Fitria Khasanah

Minggu, 09 Juni 2013

Tahun 2012 “Pertemuan Terakhir yang Mengejutkan”
Namaku Sakura Haruno umur ku 21 tahun, aku baru saja menyelesaikan kuliah D3 Menejemen Informatika, wisuda akan di laksanakan satu minggu lagi, dan secara otomatis aku hanya berkesempatan untuk bertemu Murobi dan teman satu Liqoan satu kali lagi, sedih rasanya harus berpisah dengan mereka, bukan hanya itu yang membuat aku sedih setelah acara wisuda selesai aku harus langsung berangkat ke Tanggerang untuk kerja, yah aku sudah diterima kerja menjadi Web Desaigner disalah satu perusahaan disana, membanggakan bukan?, karna belum juga aku diwisuda namun telah diterima kerja dengan gaji yang lumayan.
          Hari ini aku dan Hinata teman satu kamar ku, mengadakan acara makan-makan bersama satu kostn, menceritakan masa-masa yang tak terasa telah tiga tahun kita lewati bersama. Dan menceritakan semua hal konyol yang pernah kami lakukan bersama. Seperti berangkat kuliah telat, makan Mie bareng, begadang bareng karna tugas kami kerjakan dengan system SKS ( Sistem kebut Semalam)dan banyak hal seru lainnya.
“ Sakura inget ngak waktu nilai UAS semester 2 kita kelar, kita dapet C 3, bukanya sedih malah ketawa buat Vidio kelakuan kita yang gaje bangetz hahaha” Hinata mengingatkan ku dengan masa itu
ich ngak bakal aku lupa lah.. orang masih aku simpen geh itu vidiona, buat anak cucuu buahahaha” aku tertawa lepas saat ingat masa itu benar-benar gila
“eh BTW  masalah anak cucu, udah dipikirin belum sapa calon mu..?” Ino berkomentar tentang apa yang telah aku ucapkn, sontak membuat aku tersendak makanan yang akan aku telan
“uhuk.. ngomong apa sih kamu barusan bikin orang keselek aja” omelku pda Ino yang tampaknya malah cengar-cengir ngegaje
“yee.. kan Cuma nanya? Emang salah, lagian kita kan udah gede” cerocosnya tampa rasa bersalah
“iya juga ya.. kira-kira siapa ya yang mau jadi Suaminya Mrs. Cerewet kyak Sakura hehehe , becanda Saku” celoteh Hinata sempontan membuat mata ku membulat menatapnya tajam
“dasar kalian ini..” kupasang muka cemberut dengan bibir sengaja kumanyunkan
“hehehe bercanda Saku jangan marah ya nanti ngak cantik lagi loh, nih aku kasih Cake aku semuanya deh” seru hinata seraya memberikan semua Cake yang dihadapanya
“heheheh makasih Hinata Chan, kamu baik deh” aku tertawa seraya mengambil Cake Hinata
“Oh iya besok pas Acara Wisuda gimana kalok kita pakek jilbab yang sama yuk” ajak Ino seranya membuat aku dan Hinata meganguk setuju
“Ok tapi jangan pakek Warna Favorit kita ya” seru Hinata, karna kami memiliki warna vaforite sendiri-sendiri Hinata warna Ungu, Ino Kuning dan Warna Favoritku sendiri Pink.
“gimana kalok kita pakek warna Biru Laut” Hinata menberikan saran
“hm.. Setuju” Seruku dan Ino bersamaan.
Hari ini kami duduk dudalam Gedung Serba Guna di Universitas yang telah di dekorasi sedemikian Rupa. Aku bersama teman-teman satu Program Study dan Hinata duduk di depan ku. Sedang befoto ria dengan teman-teman yang lain. Aku pun ikut ngeksis besama mereka, hari ini terakhir kami tertawa bersama. Aku pasti akan sangat meridukan kalian. Giliran aku diapanggil utuk diberikan sebuah gulungan, sedih dan haru saat aku mencium tangan Dosen Wali Tsunade-sama dosen yang baik dan cantik itu, membuat cairan bening menetes dipipi putih ku.
“Fuih… hmm jam 3 ya, Hinata sudah bangun ya” dengan mata yang masih setengah tertutup aku mencarin Hinata yang tak berada disampingku. ‘mungkin ngambil Wudhu’. batin ku.
“ech.. Sakura, sudah bangun..?” 
“…. Iya” jawabku dengan mengucek mata ku
“buruan Wudhu”
Saat kaki ku akan melangkah ke kamar mandi Hanphone ku berbunyi menandakan ada SMS masuk, kubuka Sms ‘hmm dari Tenten’, ‘Assalamualaikum.. Bangun Solat Kiamul Lail, jangan lipa ya nanti sore jam 2 Liqo dirumah Umi, Jzk Jarkom’. ‘Oh iya nanti adalah pertemuan terakhir dengan Umi ya Allah sedih sekali bila mengingatnya.
          “Hinata kamu pulang kampung kapan..?“ tayaku pada Hinata yg telah selesai Tilawah
“InsyaAllah besok pagi, hari ini kan masih ada Liqo, Sakura sendiri kapan berangkat ke Tanggerangnya.?”
“hmm.. sama aku juga besok pagi, sedih ya kita besok udah ngak bias bareng lagi?” aku menatap sahabatku yang telah 3 tahun bersama ku itu.
“Sakura yang cantik, yang selalu ceria jangan ngomong gitu dong, kita tuh masih bersama ya kan besama dalam dakwah-Nya, itu sudah lebih dari cukup” hinata memelukku dengan uaraian air mata
“hiks.. aku sedih harus berpisah dengan kalian semua, tapi aku janji aku akan tetap istikomah dijalan-Nya” ucapku mantap dan memeluk Hinata
“ya.. kita pasti akan bertemu lagi”
“nanti kalok Hinata Walimah kasih kabar aku ya, pasti aku akan datang “ kataku seraya tersenyum lebar
“huu.. dasar, aku kan mau Lanjutin SI, jadi pulang cuma bentar trus langsung ke Bandung karna aku nganbil SI di ITB, jangan bilang kamu lupa?!” hinata menjelaskan
“eh.. iya ya aku lupa “
Aku , Ino, Hianata, Tenten, Konan dan Tamari sudah berkumpul dirumah umi Asuma, memulai acara yang setiap minggu kami adakan, dan ini adalah pertemun terakhir kami, Umi Asuma memberikan materi tentang Cinta Karna Allah. Sebuah materi yang membuat aku tersadar bahwa meskipun kami terpisah dengan jarak kami akan tetap bersama, di jalanNya, dan Allah pasti memudahkan hamba2 Nya untuk bersilaturahmi kembali. Selesai materi, diadakan sesi untuk memberikan kenang-kenagngan untuk Umi. Sedih dan juga senang, karna kami sudah lulus dan akan menghadapi Real World.
“Assalamualaikum.. kami pulang Umi” pamit kita semua dengan Umi seranya memeluk dan memcium pipi  Wanita separuh baya yang telah kami anggap sebagagai ibu kandung sendiri.
“Oh.. iya Afwan Sakura bisa tinggal disini sebentar tidak, ada yang ingin Umi bicarakan” suara lembut Umi membuat aku mengangguk pelan seraya senyum lebar
Aku tak tau apa yang umi ingin bicarakan, aku hanya disuruh menunggu diruang tamu, membuat diriku heran karna umi kembali dengan membawa seubuah Map berwarna Biru Dongker, seraya diberikan kepadaku.
“gini Nduk.. umi tau, Sakura adalah yang tercocok untuk Ikhwan ini, karna Umi tau sifat anti yang ceria kontras dengan sifat yang dimiliki oleh Ikhwan ini” ucapan Umi membuat mataku terbelalak aku tak tau apa yang dimaksutkan Umi.
“Oh,.. iya Afwan, Umi terlalu terburu-buru ya,. Itu Map itu, anti buka aja” Umi mencoba memberikan penjelasan
Aku tak tau apa yang harus kukatakan, tangan ku dengan reflex membuka Map yang sedari tadi sudah kupegang, mataku terbelalak melihat isi Map itu selembar data diri dan.. , sebenarnya bukan data diri itu yang membuat aku terbelalak dan jantungku berdetak kencang, namun selembar foto berukuran 3 x 4 itu, ‘Ya Allah ada Nabi Adam dijaman sekarang ini?’ Batinku
“gimana tertarik ngak?,. InsyaAllah inkhwanya baik dan kalok masalah Fisik udah anti liat sendiri disitu ada fotonya” suara lembut Umi membuyarkan lamunan ku
 “hehehe…” aku tersenyum canggung karna aku malu pasti Umi melihat wajahku memerah saat ini
“anti bisa memutuskan semuanya besok pagi, oh iyaa kalok anti mau lanjut, besok bawa data diri anti dan foto.?, aku masih saja bengong, tak percaya dengan apa yang telah umi sampaikan, sampai suara lembut itu membuat aku tersadar.
“Gimana Sakura??”
“Eh.. iya Umi. Anu.. e.. aduh gimana sih.. “
“ya sudah itu aja, nanti malem anti bisa hubungi umi”
“….eh.. iya “ dengan bingung dan kaget aku meninggalkan rumah umi, Pulang ke Kostn dengan hati berdebar.
Perasaan tak menentu ada di hatiku, ak tau kini aku bukan anak kecil lagi, dan Ibu dan Bapak pun tak melarang ku jika aku ingin menikah, dan memang tidak ada yang membuat aku menolak untuk menikah aku sudah pantas untuk itu, bukankah menikah itu menyemprnakan Agama.
“huft.. gimana ini,.” karna antara bingung , bimbang, aku menghunbungi Kaa-san, Too-san.  di desa, karna aku harus membicarakan masalah ini, meskipun aku tau mereka pasti akan menyerahkan semua pada ku, karna aku sudah bukan anak kecil lagi.
“Haloo.. Asslalamualaikum..” suara Kaa-san ku diseberang sana
“Walaikumsalam… Kaa-san kek mana kabar keluarga disana?”
“Alhamdullilah baik sayang, ada apa bukannya tadi pagi sudah Telfon? Hayo.. ada apa malem-malem gini telvon Kaa-san. Ngak biasanya?”. Pertanyaan itu membuat jantungku berdebar kencang.
“gini.. Sakura ingin bicara penting sama Kaa-san, brgini bu.. e.. e.. sakura dikitbah Ikhwan” suara ku bergetar saar mengucapkan itu.
“Alhamdullilah.. Putri kecil Kaa-san ini ternyata udah gede ya…hehehe” suara diseberang sana Nampak bahagia
“ich.. Kaa-san ini loh.. Sakura kan mau Tanya..e.. gimana ini, mana besok lagi minta jawaban Saku nya, gimana Dong, Saku Bingung nih..”
“Ya Allah bukanya Kaa-san udah bilang Saku tuh bukan Anak kecil lgi loh.. pasti Kaa-san dan Bapak seneng dengernya, kalok kamu srek dan yakin kalok ikhwannya baik ya monggo dipikir matang-matang, semua itu terserah ma Saku, Kaa-san hanya berdoa semoga itu yang terbaik.”
“InsyaAllah Ikhwannya baik., jadi Intinya Kaa-san setuju dong?, dan soal berangkat keja besok gimana?”
“ya itu tergantung sama Bos kamu, Saku bilang aja belum bisa kesana, nikahnya ngak mendadak kan?”
“ich Kaa-san ini,.. Saku kan belum mikir nyampek situ”
“loh.. emang tujuan Kitbah apa coba? Kalok bukan Walimah”?
“hehehe.. Kaa-san ini bikin Saku takut aja, ya sudah ya Saku mau Istirahat dulu, besok dikabari lagi. Assalamualaikum..
“Walaikumsalam..Good Luck Sayang” clek Telfon tertutup dari seberang sana
Malam ini aku coba untuk tenang, meminta petunjuk kepada Allah memalui solat Istikhoroh, aku serahkan semuanya kepada-Nya. Karna solat Istikhoroh harus dialakukan dengan hati yang tenang tanpa ada paksaan. Besok pagi aku akan serahkan semua yang Umi minta. Tidak lupa akupun menyampaikan semua keperasaan dan semua yang mengganjal dihati pada  sahabatku Hinata.
          “Alhamdullilah.. Selamat ya Ukh Saku,.. ini memang pilihan yang berat untuk anti, namun anti juga harus tau kalau anti tidak ada alasan untuk menolak nya kan?., mintalah petunjuk Allah, Dia pasti punya rencana yang indah untuk anti, tetapkanlah hati anti jangan ada keraguan, saya dukung semua yang anti putuskan”.
Pagi ini sudah kuputuskan untuk menemui Umi dan menunda keberangkatan ku ke Tanggerang, kubawa Map berisi satu lembar data diri dan Foto. Aku tau semua ini mendadak namun aku yakin ini adalah pilihan terbaik.
  “Assalamualaikum..” dengan hati yang berdedar tak menentu aku mengucapkan salam di depan Rumah Umi.
“Walaikumsalam.. Eh Saku,. Sini Ndok..” suara Umi mepersilahkan ku untuk duduk disampingnya, dan kuliahat disana seorang wanita cantik berumur berkisar  40 tahunan tersenyum manis kearahku.
“iya Terimakasih Umi” Aku beranjak dan duduk disebelah Umi. Jujur aku sangat grogi disini.
“Ukh Saku ini Minato-San, InsyaAllah calon Mertua Anti, Minato-San ini Sakura, monggo silahkan mungkin ada yang dipertanyakan “ penjelasan Umi tentang Wanita cantik disebelahnya sontak membuat hati ku berdebar tak menentu.


Tobe Continue  .. :)
Sasuke Uciha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar