Akhwat Sejati

Arigatou udah mampir jangan lupa Comment ya Silaturahmi Bisa Fia Facebook :Fitria Khasanah

Entahlah..

Bismillah.. Asslamualaikum.. Arigatou sudah mendengarkan keluh kesah ku.. Otanjoubi omedetou na, Fitria-Chan.

Minggu, 09 Juni 2013

Tahun 2012 “Pertemuan Terakhir yang Mengejutkan”
Namaku Sakura Haruno umur ku 21 tahun, aku baru saja menyelesaikan kuliah D3 Menejemen Informatika, wisuda akan di laksanakan satu minggu lagi, dan secara otomatis aku hanya berkesempatan untuk bertemu Murobi dan teman satu Liqoan satu kali lagi, sedih rasanya harus berpisah dengan mereka, bukan hanya itu yang membuat aku sedih setelah acara wisuda selesai aku harus langsung berangkat ke Tanggerang untuk kerja, yah aku sudah diterima kerja menjadi Web Desaigner disalah satu perusahaan disana, membanggakan bukan?, karna belum juga aku diwisuda namun telah diterima kerja dengan gaji yang lumayan.
          Hari ini aku dan Hinata teman satu kamar ku, mengadakan acara makan-makan bersama satu kostn, menceritakan masa-masa yang tak terasa telah tiga tahun kita lewati bersama. Dan menceritakan semua hal konyol yang pernah kami lakukan bersama. Seperti berangkat kuliah telat, makan Mie bareng, begadang bareng karna tugas kami kerjakan dengan system SKS ( Sistem kebut Semalam)dan banyak hal seru lainnya.
“ Sakura inget ngak waktu nilai UAS semester 2 kita kelar, kita dapet C 3, bukanya sedih malah ketawa buat Vidio kelakuan kita yang gaje bangetz hahaha” Hinata mengingatkan ku dengan masa itu
ich ngak bakal aku lupa lah.. orang masih aku simpen geh itu vidiona, buat anak cucuu buahahaha” aku tertawa lepas saat ingat masa itu benar-benar gila
“eh BTW  masalah anak cucu, udah dipikirin belum sapa calon mu..?” Ino berkomentar tentang apa yang telah aku ucapkn, sontak membuat aku tersendak makanan yang akan aku telan
“uhuk.. ngomong apa sih kamu barusan bikin orang keselek aja” omelku pda Ino yang tampaknya malah cengar-cengir ngegaje
“yee.. kan Cuma nanya? Emang salah, lagian kita kan udah gede” cerocosnya tampa rasa bersalah
“iya juga ya.. kira-kira siapa ya yang mau jadi Suaminya Mrs. Cerewet kyak Sakura hehehe , becanda Saku” celoteh Hinata sempontan membuat mata ku membulat menatapnya tajam
“dasar kalian ini..” kupasang muka cemberut dengan bibir sengaja kumanyunkan
“hehehe bercanda Saku jangan marah ya nanti ngak cantik lagi loh, nih aku kasih Cake aku semuanya deh” seru hinata seraya memberikan semua Cake yang dihadapanya
“heheheh makasih Hinata Chan, kamu baik deh” aku tertawa seraya mengambil Cake Hinata
“Oh iya besok pas Acara Wisuda gimana kalok kita pakek jilbab yang sama yuk” ajak Ino seranya membuat aku dan Hinata meganguk setuju
“Ok tapi jangan pakek Warna Favorit kita ya” seru Hinata, karna kami memiliki warna vaforite sendiri-sendiri Hinata warna Ungu, Ino Kuning dan Warna Favoritku sendiri Pink.
“gimana kalok kita pakek warna Biru Laut” Hinata menberikan saran
“hm.. Setuju” Seruku dan Ino bersamaan.
Hari ini kami duduk dudalam Gedung Serba Guna di Universitas yang telah di dekorasi sedemikian Rupa. Aku bersama teman-teman satu Program Study dan Hinata duduk di depan ku. Sedang befoto ria dengan teman-teman yang lain. Aku pun ikut ngeksis besama mereka, hari ini terakhir kami tertawa bersama. Aku pasti akan sangat meridukan kalian. Giliran aku diapanggil utuk diberikan sebuah gulungan, sedih dan haru saat aku mencium tangan Dosen Wali Tsunade-sama dosen yang baik dan cantik itu, membuat cairan bening menetes dipipi putih ku.
“Fuih… hmm jam 3 ya, Hinata sudah bangun ya” dengan mata yang masih setengah tertutup aku mencarin Hinata yang tak berada disampingku. ‘mungkin ngambil Wudhu’. batin ku.
“ech.. Sakura, sudah bangun..?” 
“…. Iya” jawabku dengan mengucek mata ku
“buruan Wudhu”
Saat kaki ku akan melangkah ke kamar mandi Hanphone ku berbunyi menandakan ada SMS masuk, kubuka Sms ‘hmm dari Tenten’, ‘Assalamualaikum.. Bangun Solat Kiamul Lail, jangan lipa ya nanti sore jam 2 Liqo dirumah Umi, Jzk Jarkom’. ‘Oh iya nanti adalah pertemuan terakhir dengan Umi ya Allah sedih sekali bila mengingatnya.
          “Hinata kamu pulang kampung kapan..?“ tayaku pada Hinata yg telah selesai Tilawah
“InsyaAllah besok pagi, hari ini kan masih ada Liqo, Sakura sendiri kapan berangkat ke Tanggerangnya.?”
“hmm.. sama aku juga besok pagi, sedih ya kita besok udah ngak bias bareng lagi?” aku menatap sahabatku yang telah 3 tahun bersama ku itu.
“Sakura yang cantik, yang selalu ceria jangan ngomong gitu dong, kita tuh masih bersama ya kan besama dalam dakwah-Nya, itu sudah lebih dari cukup” hinata memelukku dengan uaraian air mata
“hiks.. aku sedih harus berpisah dengan kalian semua, tapi aku janji aku akan tetap istikomah dijalan-Nya” ucapku mantap dan memeluk Hinata
“ya.. kita pasti akan bertemu lagi”
“nanti kalok Hinata Walimah kasih kabar aku ya, pasti aku akan datang “ kataku seraya tersenyum lebar
“huu.. dasar, aku kan mau Lanjutin SI, jadi pulang cuma bentar trus langsung ke Bandung karna aku nganbil SI di ITB, jangan bilang kamu lupa?!” hinata menjelaskan
“eh.. iya ya aku lupa “
Aku , Ino, Hianata, Tenten, Konan dan Tamari sudah berkumpul dirumah umi Asuma, memulai acara yang setiap minggu kami adakan, dan ini adalah pertemun terakhir kami, Umi Asuma memberikan materi tentang Cinta Karna Allah. Sebuah materi yang membuat aku tersadar bahwa meskipun kami terpisah dengan jarak kami akan tetap bersama, di jalanNya, dan Allah pasti memudahkan hamba2 Nya untuk bersilaturahmi kembali. Selesai materi, diadakan sesi untuk memberikan kenang-kenagngan untuk Umi. Sedih dan juga senang, karna kami sudah lulus dan akan menghadapi Real World.
“Assalamualaikum.. kami pulang Umi” pamit kita semua dengan Umi seranya memeluk dan memcium pipi  Wanita separuh baya yang telah kami anggap sebagagai ibu kandung sendiri.
“Oh.. iya Afwan Sakura bisa tinggal disini sebentar tidak, ada yang ingin Umi bicarakan” suara lembut Umi membuat aku mengangguk pelan seraya senyum lebar
Aku tak tau apa yang umi ingin bicarakan, aku hanya disuruh menunggu diruang tamu, membuat diriku heran karna umi kembali dengan membawa seubuah Map berwarna Biru Dongker, seraya diberikan kepadaku.
“gini Nduk.. umi tau, Sakura adalah yang tercocok untuk Ikhwan ini, karna Umi tau sifat anti yang ceria kontras dengan sifat yang dimiliki oleh Ikhwan ini” ucapan Umi membuat mataku terbelalak aku tak tau apa yang dimaksutkan Umi.
“Oh,.. iya Afwan, Umi terlalu terburu-buru ya,. Itu Map itu, anti buka aja” Umi mencoba memberikan penjelasan
Aku tak tau apa yang harus kukatakan, tangan ku dengan reflex membuka Map yang sedari tadi sudah kupegang, mataku terbelalak melihat isi Map itu selembar data diri dan.. , sebenarnya bukan data diri itu yang membuat aku terbelalak dan jantungku berdetak kencang, namun selembar foto berukuran 3 x 4 itu, ‘Ya Allah ada Nabi Adam dijaman sekarang ini?’ Batinku
“gimana tertarik ngak?,. InsyaAllah inkhwanya baik dan kalok masalah Fisik udah anti liat sendiri disitu ada fotonya” suara lembut Umi membuyarkan lamunan ku
 “hehehe…” aku tersenyum canggung karna aku malu pasti Umi melihat wajahku memerah saat ini
“anti bisa memutuskan semuanya besok pagi, oh iyaa kalok anti mau lanjut, besok bawa data diri anti dan foto.?, aku masih saja bengong, tak percaya dengan apa yang telah umi sampaikan, sampai suara lembut itu membuat aku tersadar.
“Gimana Sakura??”
“Eh.. iya Umi. Anu.. e.. aduh gimana sih.. “
“ya sudah itu aja, nanti malem anti bisa hubungi umi”
“….eh.. iya “ dengan bingung dan kaget aku meninggalkan rumah umi, Pulang ke Kostn dengan hati berdebar.
Perasaan tak menentu ada di hatiku, ak tau kini aku bukan anak kecil lagi, dan Ibu dan Bapak pun tak melarang ku jika aku ingin menikah, dan memang tidak ada yang membuat aku menolak untuk menikah aku sudah pantas untuk itu, bukankah menikah itu menyemprnakan Agama.
“huft.. gimana ini,.” karna antara bingung , bimbang, aku menghunbungi Kaa-san, Too-san.  di desa, karna aku harus membicarakan masalah ini, meskipun aku tau mereka pasti akan menyerahkan semua pada ku, karna aku sudah bukan anak kecil lagi.
“Haloo.. Asslalamualaikum..” suara Kaa-san ku diseberang sana
“Walaikumsalam… Kaa-san kek mana kabar keluarga disana?”
“Alhamdullilah baik sayang, ada apa bukannya tadi pagi sudah Telfon? Hayo.. ada apa malem-malem gini telvon Kaa-san. Ngak biasanya?”. Pertanyaan itu membuat jantungku berdebar kencang.
“gini.. Sakura ingin bicara penting sama Kaa-san, brgini bu.. e.. e.. sakura dikitbah Ikhwan” suara ku bergetar saar mengucapkan itu.
“Alhamdullilah.. Putri kecil Kaa-san ini ternyata udah gede ya…hehehe” suara diseberang sana Nampak bahagia
“ich.. Kaa-san ini loh.. Sakura kan mau Tanya..e.. gimana ini, mana besok lagi minta jawaban Saku nya, gimana Dong, Saku Bingung nih..”
“Ya Allah bukanya Kaa-san udah bilang Saku tuh bukan Anak kecil lgi loh.. pasti Kaa-san dan Bapak seneng dengernya, kalok kamu srek dan yakin kalok ikhwannya baik ya monggo dipikir matang-matang, semua itu terserah ma Saku, Kaa-san hanya berdoa semoga itu yang terbaik.”
“InsyaAllah Ikhwannya baik., jadi Intinya Kaa-san setuju dong?, dan soal berangkat keja besok gimana?”
“ya itu tergantung sama Bos kamu, Saku bilang aja belum bisa kesana, nikahnya ngak mendadak kan?”
“ich Kaa-san ini,.. Saku kan belum mikir nyampek situ”
“loh.. emang tujuan Kitbah apa coba? Kalok bukan Walimah”?
“hehehe.. Kaa-san ini bikin Saku takut aja, ya sudah ya Saku mau Istirahat dulu, besok dikabari lagi. Assalamualaikum..
“Walaikumsalam..Good Luck Sayang” clek Telfon tertutup dari seberang sana
Malam ini aku coba untuk tenang, meminta petunjuk kepada Allah memalui solat Istikhoroh, aku serahkan semuanya kepada-Nya. Karna solat Istikhoroh harus dialakukan dengan hati yang tenang tanpa ada paksaan. Besok pagi aku akan serahkan semua yang Umi minta. Tidak lupa akupun menyampaikan semua keperasaan dan semua yang mengganjal dihati pada  sahabatku Hinata.
          “Alhamdullilah.. Selamat ya Ukh Saku,.. ini memang pilihan yang berat untuk anti, namun anti juga harus tau kalau anti tidak ada alasan untuk menolak nya kan?., mintalah petunjuk Allah, Dia pasti punya rencana yang indah untuk anti, tetapkanlah hati anti jangan ada keraguan, saya dukung semua yang anti putuskan”.
Pagi ini sudah kuputuskan untuk menemui Umi dan menunda keberangkatan ku ke Tanggerang, kubawa Map berisi satu lembar data diri dan Foto. Aku tau semua ini mendadak namun aku yakin ini adalah pilihan terbaik.
  “Assalamualaikum..” dengan hati yang berdedar tak menentu aku mengucapkan salam di depan Rumah Umi.
“Walaikumsalam.. Eh Saku,. Sini Ndok..” suara Umi mepersilahkan ku untuk duduk disampingnya, dan kuliahat disana seorang wanita cantik berumur berkisar  40 tahunan tersenyum manis kearahku.
“iya Terimakasih Umi” Aku beranjak dan duduk disebelah Umi. Jujur aku sangat grogi disini.
“Ukh Saku ini Minato-San, InsyaAllah calon Mertua Anti, Minato-San ini Sakura, monggo silahkan mungkin ada yang dipertanyakan “ penjelasan Umi tentang Wanita cantik disebelahnya sontak membuat hati ku berdebar tak menentu.


Tobe Continue  .. :)
Sasuke Uciha

Selasa, 12 Maret 2013

Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta Akhwat Berbicara

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 Frens fillah…izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral meli...ntang sampai romantisme perjuangan. Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang di dalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka.

Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?! He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya. insyaAllah akan ana bahas di lain kesempatan. Dengan topik dan judul yang berbeda tentunya.

Oh ya… Izinkan juga ana bicara dari hati seorang wanita (bukan berarti mewakili kaum hawa keseluruhan) ini murni dari suara hati ane pribadi, so jangan men”generalisasi”kan pada semua akhwat. Kalo mau protes ke ane aja, otre?!) Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Pokoknya ada aktivis dakwahnya, ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) maupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus/kampung) . Pemerannya adalah akhwat en ikhwan. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalao ikhwah jatuh cinta? Hmmmm…. wajar tuh! Fitrah koq! Normal ih! (oke-oke… peace man!) dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang ammah. (af1, maksud ane ikhwah di sini yang tingkat pemahaman keislamannya lebih -sedikit atau banyak- dibandingkan orang ammah/awam). Kalo yang ngakunya ikhwah (ikhwan or akhwat), cara mengelola, memanaj, dan menyikapi, seharusnya, lebih bijak, lebih hati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar’i (warning! Harap dibedakan dengan ikhwah yang “bermasalah” ato “error”, kasusnya beda lagi).

Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujiannya juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Sebagai aktivis yang menyeru ke jalan Allah, ber-amar ma’ruf nahi munkar, godaannya lebih berat lagi. Gimana nggak? Wong aktivis dakwah sholatnya tepat waktu dan berjama’ah di masjid, tilawahnya 1 juz perhari, diamnya dzikir, ma’sturat pagi-petang, qiyamullail, rawatib, en dhuha nggak pernah ketinggalan, amalan-amalan sunnah yang lain pun tetap jalan, bacaannya yang berbau islam, hadirnya ke majelis ilmu dan majelis dzikir, hidupnya hanya untuk dakwah dan jihad fisabilillah… ck… ck….syetan cs pada kualahan tuh! Syuro nya jadi lebih giat buat ngatur strategi jitu. Tapi yang namanya syetan gak akan kehabisan akal (emang syetan punya akal???!!!) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example, dari hasil nguping pembicaraan manusia, syetan dapet bocoran kalo cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya) , banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini. Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh, en ga ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syetan dkk mengambil cara lain. Sms-sms bernada dakwahpun menyebar. Dari paket taujih, bangunin qiyamullail, nanya kabar, lagi ngapain? Udah makan ato belum? Met ultah yaaa (gubrak! Mang siapa lu, siapa gue???!)

Nggak sampe di situ, syaitan juga semakin canggih mengikuti perkembangan IPTEK. Syetan yang udah lulus kuliah di jurusan teknik informatika membuat program-program khusus di internet dan menyebarkan virus-virus aneh ke computer hati para aktivis dakwah. Yang gak punya komputer pribadi penyebaran virusnya bisa lewat flash disk, CD room, kabel data, disket dan lain-lain (nyambung gak seh? Ya disambung-sambungin aja ya!). berbagai fasilitas di dunia maya telah disajikan. Mulai via email, chatting, fs dengan testinya, sampai sebuah situs yang memfasilitasi para netter agar bisa berinteraksi dan memiliki komunitas sambil menampilkan foto dirinya. Semua hadir di tengah kita untuk memudahkan komunikasi. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan aktivis dakwah untuk bersilaturrahmi, sharring pengetahuan, diskusi dakwah, menjalin ukhuwah, dsb. Dst. Ada juga yang niatnya mencari pasangan hidup. (Itu mah kembali ke diri sendiri. Mau pake jalur “swasta” [nyari sendiri] ato jalur “negeri” [lewat murabbi] yang jelas keberkahan harus tetap dijaga. Saran ane, senantiasa luruskan niat! Di awal, di tengah, sampai akhir).

Nah, dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah… .namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl, skul-kul-or ker, dmn? Nama? ada fs? Email? Sampai tukeran no HP (waduh koq tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Sstt…amniyah ^_^). Nggak cukup sampe di situ, follow-up nya adalah sms-sms taujih dan kata-kata penyemangat. Ada juga yang ngirim berita/artikell islami lewat email. Atau sekadar berbalas testi di friendster. Ada juga yang janjian chatting di YM (Yahoo Messanger) dengan dalih melanjutkan perbincangan yang sempet tertunda di chatting perdana. Yah…begitulah hubungan itu berlanjut sampai akhirnya ada kata ta’aruf dilontarkan, ada kata khitbah diajukan, dan ujungnya, sebuah pernikahan dilangsungkan. Nggak semua seh yang sukses sampe tahap itu. Sang Sutradara-lah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasa-Nya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggaman-Nya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka., mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan. Lebih tepatnya ketentuan yang diikhtiarkan. Semua tetap dibawah kuasa dan kendali-Nya. Makanya kita disuruh memaksimalkan ikhtiar, rajin-rajin berdo’a, lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya (tawakkal). insyaAllah, apa yang menjadi pilihan kita, akan dimudahkan dan diberikan yang terbaik. Allahlah Yang Maha Tahu, so nikmati dan syukuri lah apa yang telah diberi. Semua pasti ada hikmahnya. (Lho koq jadi kemana-mana ya?!).

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antm, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?

Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.

Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya gak mau memakai label “ta’aruf” untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat “coba-coba”. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.

Selasa, 04 Desember 2012

Untuk Calon Istriku

Tangan ini mau menulis sesuatu tentang apa yang ada di lubuk hati ku. aku mulai tertanya-tanya apakah aku sudah seharusnya mulai mencari sebagian diriku yang hilang. bukanlah niat ini disertai oleh nafsu tetapi atas keinginan seorang muslim mencari sebagian agamanya. sering kali aku mendengar bahwa ungkapan “kau tercipta untukku.”
Aku awalnya kurang mengerti apa sebenarnya arti kalimat itu karena di liputi oleh hawa nafsu. rahmat dan hidayah allah yang diberikan kepada diriku,baru saat ini aku mengerti bahwa pada Suatu hari nanti aku harus mengambil satu tanggungjawab yang memang diciptakan khusus untuk diriku, yaitu dirimu. aku mulai mempersiapkan diri dari segi fizkal, spiritual dan juga intelektual untuk bertemu denganmu.

Aku mau pertemuan kita yang pertama aku kelihatan ‘sempurna’ di hadapanmu meskipun pada hakekatnya masih banyak lagi kelemahan pada diriku ini. aku mencoba mempelajari arti dan hakikat tanggungjawab yang harus aku wujudkan ketika dipertemukan dengan dirimu. aku coba membatasi hubungan pembicaraan dengan wanita lain yang hanya dalam lingkaran urusan penting karena aku risau aku menceritakan rahasia diriku kepadanya karena seharusnya engkaulah yang harus mengetahuinya kerana dirimu adalah sebagian dariku dan hak bagimu untuk mengetahui segala lahir dan batin diriku ini.
apabila aku memakai kopiah, aku disangka ustad. diriku memakai jubah, disangka syeikh. lidahku mengajak manusia ke arah makruf disangka dai. bukan itu yang aku pinta karena aku hanya mengharapkan keridhoan allah. yang aku takuti, diriku mulai didekati oleh wanita karena perawakanku dan perwatakanku. baik yang indah berjilbab atau yang ketat bert-shirt, semuanya singgah disisiku.
aku risau imanku akan lemah. diriku tidak dapat menahan dari fitnah ini. rasulullah s.a.w pernah bersabda, “
“aku tidak meninggalkan setelahku fitnah yang lebih bahaya untuk seorang lelaki melainkan wanita.”
jiwa remaja ku ini mulai mencari cinta menjelma dan kehadiran wanita amat terasa untuk berada di sisi. setiap kali aku merasakannya, aku mengenangkan dirimu. di sana engkau setia menunggu diriku, tetapi di sini aku curang kepadamu andai aku bermain dengan cinta fatamorgana. sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menahan gelora kejantananku disamping aku mengajukan sendiri doa diperlindungi diri.
bukan harta,rupa dan keturunan yang aku liat dalam mencari dirimu. cukuplah agama sebagai pengikat kasih antara kita. saat di mana aku akan melamarmu, akan ku lihat wajahmu sekilas agar tercipta keserasian diantara kita kerana itu pesan nabi kita. tidak perlu alis mata seakan alis mata unta, wajah bersih seakan putih telur ataupun bibir merah delima tetapi cukup cuma akidah sekuat akar, ibadah sebagai makanan dan akhlak seindah budi.
“nikahilah wanita karena empat perkara” keturunan, harta, rupa dan agama. dan jika kau memilih agama engkau tidak akan menyesal.”
jika aku dipertemukan dengan dirimu, akan ku jaga perasaan kasih ini supaya tidak tercurah sebelum masanya. akan ku jadikan syara’ sebagai pembatas diri kita. akan ku jadikan akad nikah itu sebagai cap halal untuk mendapatkan dirimu. biarlah kita mengikuti nenek moyang kita, nabi adam dan siti hawa yang bernikah sebelum disatukan agar kita dapat menikmati kenikmatan pernikahan yang menjanjikan ketenangan jiwa, ketenteraman hati dan kedamaian batin. doakan diriku ini agar tidak berputus asa dan sesat dalam misi mencari dirimu kerana aku memerlukan dirimu untuk melengkapkan sebahagian agamaku.
Ya Allah
Jika dia benar untukku
Dekatkanlah hatinya dengan hatiku
Jika dia bukan milikku
Damaikanlah hatiku
Dengan ketentuan-Mu
Dialah permata yang dicari
Selama ini baru kutemui
Tapi ku tak pasti rencana Ilahi
Apakah dia kan kumiliki
Tidak sekali dinodai nafsu
Akan kubatasi dengan syariat-Mu
Jika dirinya bukan untukku
Redha hatiku dengan ketentuan-Mu
Ya Allah
Engkaulah tempat kubergantung harapanku
Kuharap diriku sentiasa di bawah rahmat-Mu

Sabtu, 01 Desember 2012

Aku Ingin Amnesia karna Kamu
5 tahun sudah hal itu kurasa menjadi momok dalam hidup ku, bagai air yang selalu ku butuhkan kau mengalir begitu saja, terkadang aku ingin melupakan mu dengan cara apapun  meskipun dengan Amnesia……. “ _ “

( Prolog)
Semua telah ku coba,.. ku coba untuk mengenyahkan mu dari hati ku,.. aku pikir haruskah aku berjalan ke tengan jalan raya kemudian ditabrak mobil lalu amnesia,,.. aku pun tak yakin itu dapat membuat aku lupa pada mu. Sebenarnya apa yang telah aku lakukan selama 5 tahun ini hingga aku seperti ini. Jika amnesia bisa mebuat aku lupa padamu.. Ya Allah bisa kah aku amnesia saat ini juga agar aku tk sakit lagi karna perasaan ini., perasaan yang pernah dia tau, dan mungkin tak mau tau.
Ketika kesedihan melanda hari-hari ku, aku tak tau hanya kau yang selalu hadir di benakku, membayangkan mu dapat berada didekat ku untuk sejenak itu selalu berhasil membuat ku lebih baik., saat air mata menitik karna sesuatu ingin rasanya aku menekan tombol keyword hp lalu menghubungi mu. Namun aku tau batasan yang harus aku jaga. Dan karna batas itu aku tak dapat mengapai mu saat ini.
Akankah kita akan bersatu pada akhinya.. em,.. itu sangat membahagiakan jika terjadi, jika tidak aku tau, hanya waktu yang dapat menjawab semuanya,, mungkin aku meneukan pengganti mu, tapi aku tak tau dia dapat menggantikan posisi mu di hati ini.
Perlahan namun pasti kita akan benar-benar akan jauh, jauh sekali sebentar lagi aku harus menyudahi studi dan menyudahi angan ku untuk bersua dengan mu. Untuk selamanya……
Kenyataan itu membuat aku sedikit lega, setidaknya aku tak akan berangan-angan untuk bertemu dengan mu, meskipun sakit tapi ku yakin nanti aku tak sebodoh sekarang ini.. maybe..
Apa kabar.. dirimu yang disana,? baik-baikkah dirimu disana,. Sedang apa kau disana, terkadang aku sadar memimpikan mu adalah hal terbodoh yang pernag aku lakukan, meskipun begitu aku tetap mengharapkannya.
Cinta…………………………………….. aku tak pernah beralih dari mencintai mu, tak pernah sama sekali tak pernah, hidup ini begitu sempit bagiku karna yang ada dibenak dan khayalku hanyalah dirimu.
Sedikit demi sedikit membuka hati untuk yang lain namun apa daya kau selalu mejadi pemenangnya, karna kau duduk di singgahsana paling tinggi di istana cinta  dan tak dapat ku rubah.

Aku ingin kamu,,,,,,,,,,,,,,(hilang dari otakku)
Aku ingin sekarang juga …..(hilang ingatan tetang mu)
Tak ada yang lain………..(kecuali melupakkan mu)
Aku akan lakukan apapun untuk dapat
Melupakan mu..!!
Secepat mungkin…..?!!
Sekarang juga…..?!!